Pasola
Perang Berkuda Tanpa Dendam
Pasola merupakan kata yang memiliki
makna tersendiri dalam telinga orang Sumba. Pasola merupakan suatu perang
berkuda dengan menggunakan lembing atau kayu untuk melempari lawannya, namun
perang berkuda ini tidak akan ada dendam antara lawan. Pasola ini merupakan
ritual adat tahunan yang dilakukan dibeberapa tempat di Pulau Sumba seperti
Kecamatan Lamboya di Lapangan Hoba Kalla, Kecamatan Wanukaka yang dilaksananakn
di Lapangan Kabara Bedang Lahi Hagalang, kecamatan gaura serta kecamatan kodi
bangedo Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pasola yang dilakukan setiap
Tahunnya terkhusus di Wanukaka ini merupakan suatu acara menyambut Nyale
(sejenis Cacing Laut) dan merupakan perayaan untuk menyambut musim bertani.
Karena banyak atau sedikitnya Nyale yang didapat memiliki makna tersendiri bagi
masyarakat Wanukaka dan pada Umumnya Daerah-daerah yang melaksanakan ritual
Pasola. Jika nyale hanya sedikit maka akan diramalkan hasil panen dalam tahun
perayaan akan mengurang demikian sebaliknya jika nyale banyak maka panennya akan
baik. Sebenarnya kepercayaan ini hanya berlaku bagi yang memeluk agama suku
(Marapu) namun pada umumnya sudah menjadi kepercayaan umum di Masyarakt
tersebut.
Pasola ini digelar berdasarkan sejarah fakta yang terjadi pada waktu silam dimana Rabbu Kaba putri Waiwuwang yang cantik jelita sehingga direbut oleh banyak lelaki Sumba tak terkecuali Putra Kodi Teda Gaiparona yang akhirnya merampas dari suami sah Rabu Kaba, Ubu Dula. Ketika Putra Kodi ini menculik Ke Kodi dan akhirnya Ubu Dula Putra Wanukaka mencarinya sampai di Kodi dan Putra kodi meminta untuk membayar Belis sebanyak 100 ekor kuda dan kerbau, namun Putra Wanukaka tidak menyetujuinya, sehinga diadakan perjanjian perang tanding berkuda, sehingga siapa yang menang akan mendapatkan putri Rabu Kaba. (diceritakan oleh salah satu Tokoh adat Wanukaka T.T. Molu)
Pasola ini digelar berdasarkan sejarah fakta yang terjadi pada waktu silam dimana Rabbu Kaba putri Waiwuwang yang cantik jelita sehingga direbut oleh banyak lelaki Sumba tak terkecuali Putra Kodi Teda Gaiparona yang akhirnya merampas dari suami sah Rabu Kaba, Ubu Dula. Ketika Putra Kodi ini menculik Ke Kodi dan akhirnya Ubu Dula Putra Wanukaka mencarinya sampai di Kodi dan Putra kodi meminta untuk membayar Belis sebanyak 100 ekor kuda dan kerbau, namun Putra Wanukaka tidak menyetujuinya, sehinga diadakan perjanjian perang tanding berkuda, sehingga siapa yang menang akan mendapatkan putri Rabu Kaba. (diceritakan oleh salah satu Tokoh adat Wanukaka T.T. Molu)
Sedikit bergeser dari makna Pasola,
hari ini (08/03/2018) pasola yang digelar di Kecamatan Wanukaka berjalan lancar
dan ramai. Ditandai dengan banyaknya kuda dan para pejantan tangguh yang tanpa
paksaan tanpa ada keuntungan rela memanjakan mata penonton hanya untuk sebuah
budaya. Demikianlah Cerita saya mengenai Pasola.
Pasola semakin jaya
ReplyDeleteJaya
Delete