Budaya dan Politik

Budaya merupakan suatu kebiasaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang dari generasi kegenerasi, untuk membentuk akhlak manusia untuk berbudi pekerti, memiliki mental pejuang, memiliki tolenransi kepada sesama manusia, memiliki perasaan saling mengasihi dan, menghargai pencipanya serta saling membangun. Inilah tujuan utama mengapa orang-orang terdahulu mewariskan kebudayaan yang sangat banyak.

Ada ragam budaya yang ada di Indonesia, disetip pulau, setiap dareah memiliki budaya dan cara mereka masing-masing untuk membangun budaya untuk saling mengasihi dan peduli sesama manusia, ambil saja contohnya di pulau Sumba budaya Pasola dan Poddu, atraksi budaya ini memang menakutkan, karena kalau Pasola pemain akan saling melempar kayu diatas kuda yang ditungganginya namun setelah turun dari kuda kedua belah pihak yang saling berlawanan tidak akan saling memusuhi bahkan dalam kebiasaan mereka saling tukar ketupat, disinilah letak bagaimana membangung nilai-nilai saling menghormati, kita berbeda bukan untuk saling memusuhi.

Nilai saling menghormati dan saling menghargai sudah tertanam sejak dari dulu, sudah mengakar dan sudah menjadi nadi untu kita semua. Apapun budayamu hargailah itu, dan apapun budayanya hargailah itu, karena antara budayamu dan budayanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk sebuah kebaikan, hidarilah saling mengejek dan saling mengolok antara kebiasaan orang lain dan kebiasaanmu, malulah pada dirimu sendiri ketika kamu mengejek orang lain kamu juga sementara menunjukkan kebodohanmu pada leluhurmu dan sesamamu.

Kontestasi politik yang marak diselenggarakan di beberapa tempat di Inndonesia, Pilgub, Pilkada bahkan Pileg dan pilpres yang akan datang merupakan sebuah momentum untuk kita menunjukkan jati diri kita yang sesunguhnya, untuk mengekspesikan warisan budaya yang ditanamkan oleh para leluhur kita. Hendaknya kontestasi politik tidak mencederai kebudayaan dan keyakinan kita masing-masing. Kontestasi politik tidak menjadikan kita mencabut mata kita sendiri karena musuh kita adalah saudara kita sendiri.

Janganlah menghina ajaran agama orang lain, bahkan jangan mempolitisir Agama dengan kepentingan-kepentingan dunia yang tidak bertatanan denagn budaya kita. Janganlah memakai tempat ibadah untuk menghina dan menghujat orang lain. Bangsamu sendiri kau hina artinya kau menusuk perutmu sendiri dengan belati.

Marilah kita bersatu Indonesia, saling menghormati, saling menghargai, saling mengasihi, amanah adalah adalah anugrah Tuhan yang tanpa harus dicari. Saling menghormati karena perbedaan itulah yang membuat kita kaya. Demikianlah cerita saya.

Comments

Popular posts from this blog

KATOPO ORANG SUMBA NTT

SEJARAH KERAJAAN LAULI (Loli)

Sejarah Kampung Sodan (Sodana), Lamboya, NTT