Kuburan Megalitik Orang Sumba sebagai tanda Bangsawan

Kuburan Orang Sumba pada awalnya terbuat dari batu alam, yang di ukir sedemikian rupa untuk menghasilkan karya yang bagus bahkan indah dipandang. Batu kubur atau kuburan bagi kalangan orang Sumba merupakan suatu kehormatan khusus jika dikubur dikuburan yang bagus, itulah sebabnya harga batu kubur sangat mahal dibandingkan dengan kuburan yang dibuat dari semen.

Kuburan Orang Sumba terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang lebar atau penutup disebut Kabaleka dan bagian badan disebut Kabbang (versi Bahasa Lamboya). Batu penutup ini biasanya tidak saja sebagai penutup biasa tapi juga dibeberapa kalangan dijadikan sebagai pintu untuk memasukkan jenazah. Sedangkan Bagian badannya yang berlobang seperti kubus yang hanya simpan di atas tanah digunakan untuk menyimpan jenazah. Oleh karena kepercayaan maka segala ritual mulai dari pembuatan batu sampai pada pengangkutan dilaksanakan untuk hanya untuk menunjukkan identitas mereka. Terkadang ketika menarik batu kubur dapat berlangsung beberapa hari, dan mengundang kerabat keluarga untuk sama-sama menbantu menarik sampai ditempat tujuan.

Pada zaman dahulu, kuburan dijadikan sebagai salah satu alat ukur untuk membedakan keturunan bangsawan dan yang bukan bangsawan. Biasanya yang keturnan bangsawan memiliki kuburan yang besar, bahkan ada yang memiliki pintu dari samping serta ada juga yang memiliki kaki. Sedangkan untuk kalangan menengah pada zaman dahulu kuburannya lebih kecil dari bangsawan karena memang kuburan sangat mahal harganya dan butuh anggaran yang tidak sedikit. Uniknya kuburan ini menjadi sebuah yang dipikirkan orang tua ketika usia menujunakhir senja, sehingga tidak sedikit orang yang pesan jenis batu kubur sebelum ia meninggal.

Namun pada dewasa ini, besar kecilnya batu kubur tidak dipandang lagi sebagai sebuah ukuran untuk membedakan antara bangsawan dan non bangsawan, karena akses beli yang semakin terbuka bagi setiap kalangan dan harga makin terjangkau. Pada dasawarsa ini juga sudah banyak orang membuat kuburan dengan mengunakan semen dan batu potong, namun nilai kekhasannya tidak hilang berbentuk segi empat bertutup lebih lebar dari badannya.

Kuburan orang Sumba biasanya berada didalam kampung tepat dihalaman rumah masing-masing orang. Memang menurut kepercayaan orang Sumba, kuburan tidak boleh berada dilaur kampung, kecuali yang meninggal karena musibah, peperangan, atau yang meniggal diluar rumah (padang). Satu kuburan dapat dihuni oleh beberapa orang yang masih satu keluarga besar, serta suami istri tidak diperbolehkan untuk memiliki kuburan yang berberda. Jadi kata hidup semati bagi orang Sumba sudah diwariskan sejak dari zama dahulu.  
Demikianlah cerita saya.

Comments

Popular posts from this blog

KATOPO ORANG SUMBA NTT

SEJARAH KERAJAAN LAULI (Loli)

Sejarah Kampung Sodan (Sodana), Lamboya, NTT