Okta Weiri: Kampung Waigalli, Program Pemerintah VS Kebijakan Pemerintah

Kampung Adat WEI GALLI, Masihkah Terkesan atau hanya Terkenang ?
Salam BUDAYA

Foto: doc pribadi Okta Weiri

Sahabat Pencinta budaya yang luhur.

Kebudayaan merupakan integral dari sendi kehidupan manusia. Orang yang berbudaya tentunya mewarisi nilai-nilai kebudayaan yang telah hidup sesuai kepribadian manusia. Manusia sebagai subyek dan obyek dari budaya akan menjadi fondasi kuat tetap lestari dan terjaganya unsur-unsur kebudayaan yang ada. Demikian halnya dalam kebudayaan orang Sumba terkhusunya di bumi”Pada Eweta Manda Elu”.

Perkampungan adat merupakan bagian dari unsur penting  kebudayaan masyarakat Sumba. Unsur ini bahkan menjadi salah satu daya tarik pengembangan dalam dunia pariwisata. Kampung adat yang merupakan  kebudayaan Megalitikum dengan menampakkan obyek wisata Batu Kubur, Kadu Watu dan letak kampung diatas ketinggian atau pegunungan  telah menjadi bukti sejarah perjalanan hidup nenek moyang pendahulu dengan Marapu.

Kampung Wei Galli merupakan satu dari sekian kampung adat yang ada di Sumba Barat dan masih terjaga serta  masih dipelihara sampai kini. Kampung ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaan Marapu dengan Ritual-Ritual yang dilaksakan di Kecamatan Wanukaka seperti Bijalungu Hiu Paana dan atraksi Budaya Pasola sebagaimana yang menjadi Maskot budaya pariwisata Sumba, khususnya Sumba Barat. Pengembangan kepariwisataan kabupaten Sumba Barat dalam kaitan melestarikan kampung-kampung adat telah menjadi agenda dari program pemerintah sehingga kampung Weigalli telah mendapat pengakuan atau perhatian khusus dari PEMDA Sumba Barat dengan dijadikan sebagai Situs Budaya atau Kampung Situs Budaya.  Upaya pelestarian kearifaran budaya  Sumba  inilah yang juga turut menghantarkan hotel Nihi Watu terpilih sebagai Hotel Terbaik Dunia selama 2 tahun berturut selama  2016-2017. Oleh karena desaian villa atau tempat penginapan yang menggunakan konsep Rumah Adat Sumba .

Maka tak heran pula, Kunjungan turis domestik maupun mancanegara menjadi pengamatan biasa sehari-hari di Kampung Situs Wei Galli ini. Namun, satu hal yang  penting yang sangat dirasakan oleh masyarakat yang hidup di Kampung tersebut dalam upaya melestarikan budaya adalah kondisi rumah-rumah adat yang sudah tidak layak bahkan ada yang sudah tidak dibangun lagi. Tentu keadaan ini membuat  potret perkampungan adat menjadi hilang nilai-nilai eksotis dalam menarik kunjungan turis baik domestik dan manca negara. Keadaan ini memang adalah realitas problematika  yang dihadapi oleh masyarakat adat yang berdomisili di Kampung Wei Galli, Salah satu contohnya yaitu dengan adanya regulasi pelarangan pengambilan material  pada Hutan-Hutan Adat membuat masyarakat tak berdaya, ditambah lagi himpitan ekonomi Yang membuat masyarakat  terbengkalai biaya dalam membangun sebuah rumah adat yang memerlukan  anggaran cukup besar. Berkaitan dengan itu maka masyarakat mengharapksn bantuan dari berbagai pihak dat seperti bantuan pemerintah bahkan Organisasi Non Pemerintah , LSM pemerhati Budaya untuk  membantu pembangunan Rumah-Rumah Adat di Kampung Wei Galli.  Dengan demikian, kampung Weigalli tidak hanya terkenang  sebagai kampung Adat tertua di Kecamatan Wanukaka, tetapi  tetap terkesan sebagai warisan leluhur  yang sangat berharga.
Editor: Admin KH


Comments

Popular posts from this blog

KATOPO ORANG SUMBA NTT

SEJARAH KERAJAAN LAULI (Loli)

Sejarah Kampung Sodan (Sodana), Lamboya, NTT